Blitar, infonas.id - Sudarmadiono,Spd, M.Pd, tokoh pendidikan asal kota Blitar soroti sistem pendidikan di Indonesia. Bakal caleg dari Partai Garuda, No.urut 01 dari Dapil 2 Kecamatan Sananwetan Kota Blitar.Menurutnya, masih banyak yang harus dibenahi dari sistem itu.
“Masih banyak sistem pendidikan yang perlu dibenahi ,” ungkapnya di ruang kerjanya, Jum’at (22/11).
Sudarmadiono, Pendiri SMK Telkom Brawijaya kota Blitar mengatakan banyak masalah yang harus segera dikoreksi dari pendidikan di Indonesia. Ia menekankan kondisi pendidikan merupakan proyeksi masa depan Indonesia.
“Ketika pendidikan kita berkualitas, Insya Allah kualitas manusia kita di masa depan akan baik,” ucapnya
Menurutnya kesenjangan sumber daya antara sekolah negeri dan swasta sepatutnya menjadi perhatian pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/dunia industri, sehingga satuan pendidikan swasta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Kepala SMK Telkom Brawijaya kota Blitar ini menambahkan, keberpihakan negara pada satuan pendidikan yang dilaksanakan masyarakat atau yang biasa dikenal sebagai sekolah negeri dan swasta dapat menjadi angin segar bagi penciptaan ekosistem pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Keberpihakan kebijakan pemerintah, di tingkat pusat dan daerah diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha/dunia industri dengan pelaksana dan praktisi satuan pendidikan.
“Pemerintah hendaknya memberikan afirmasi kebijakan dan program untuk mengurangi kesenjangan yang ada, baik pada aspek sumber daya manusia, sarana prasarana, maupun pembiayaan pendidikan,” terangnya.
Sudarmadiono mengatakan Pendidikan adalah kunci dari upaya menaikkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Untuk itu UU Sisdiknas memang perlu segera direvisi seiring dengan dinamika, tantangan, dan digitalisasi yang menerpa dunia pendidikan. Namun, pembahasan RUU Sisdiknas dinilai terburu-buru, jika minim transparansi dan kurang melibatkan partisipasi publik, khususnya insan pendidikan.
“Visi misi dari setiap pergantian menteri seharusnya berkesinambungan bukan berubah-ubah karena akan berdampak langsung pada anak-anak baik itu siswa dan semua pemangku pendidikan,” paparnya.
Ia juga menyampaikan untuk kurikulum agar tidak memberatkan peserta didik, karena belajar terlalu banyak yang di emban. Juga bpk/ibu gurunya hanya dikejar untuk administrasi saja, bukan mengajarnya. Akan menjadikan seperti hewan percobaan, bukan memberikan kepositipan mengajar.
“Jika tidak segera dibenahi sesuai dengan karakternya maka lenyaplah pendidikan kedepan, hanya terbawa arus dengan sistim pendidikan komunikasi yang merusak kejiwaan generasi kedepan,” tuturnya.
Apa lagi guru dibebani untuk buat modul ajar atau istilah bedah buku, hanya akan menghabiskan waktu.
Seharusnya lebih efisien, karena sudah ada tim penerbit yang khusus buat modul ajar /refrensi buku – buku yang relevan.
“Jika tidak segera dibenahi sistim pendidikan sekarang, pendikan kedepan akan hancur,” pungkasnya.(ayu)
FOLLOW THE INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita AT TWITTER TO GET THE LATEST INFORMATION OR UPDATE
Follow INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita on Instagram to get the latest information or updates
Follow our Instagram