-->

Sabtu, 02 November 2024

TKW Asal Purwakarta Diduga Terjebak di Arab Saudi, Memohon Ke Sponsor Pulang Karena Sakit

TKW Asal Purwakarta Diduga Terjebak di Arab Saudi, Memohon Ke Sponsor Pulang Karena Sakit



INFONAS.ID||PURWAKARTA - Seorang tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia, Neng Ani (34 tahun), warga Kampung Ciawi, Desa Ciawi, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, kini menghadapi situasi memprihatinkan di Arab Saudi.

Diduga Neng Ani terjebak di tempat penampungan di negara tersebut, kondisi kesehatannya memburuk akibat penyakit yang dideritanya.

Dalam percakapan melalui telepon dengan salah satu media di Purwakarta, Neng Ani memohon untuk segera dipulangkan. 

"Saya di sini dalam keadaan sakit, saya mau minta pulang," ujarnya dengan suara parau dan lemah pada 26 Oktober 2024. 

Ia mengungkapkan bahwa selama hampir tiga minggu berada di penampungan, ia merasa tak kuat lagi menahan sakit dan kondisi yang tidak memadai.

Sebelum berangkat, Neng Ani sebenarnya tidak lolos pemeriksaan medis karena memiliki benjolan di lengan dan riwayat penyakit tertentu. Namun, entah bagaimana, ia tetap diberangkatkan ke Arab Saudi. 

Sesampainya di sana, ia sempat berada di penampungan Mahara di Riyadh selama seminggu, sebelum akhirnya dipindahkan ke penampungan lain di daerah Aras, di mana ia tinggal selama dua minggu tanpa pernah diberi pekerjaan.

Suami Neng Ani, Hilman (44 tahun), mengungkapkan bahwa keinginan istrinya bekerja di luar negeri muncul untuk membantu perekonomian keluarga dan membiayai pendidikan anak mereka. 

Hilman menjelaskan bahwa keberangkatan istrinya difasilitasi oleh seorang sponsor di Purwakarta, bernama H. Mashudi. 

Ia mengaku tidak mengetahui bahwa sejak 2015, pemerintah telah menerapkan moratorium pengiriman TKI ke Timur Tengah.

Hilman sempat bertanya kepada sponsor terkait legalitas keberangkatan istrinya. Namun, sponsor meyakinkan bahwa proses tersebut legal, sehingga Hilman mengizinkan Neng Ani pergi. 

"Saya sudah minta jangan ilegal. Katanya bener (legal), tapi ternyata kayak gini," ujar Hilman menyesal.

Kini, Hilman merasa tidak berdaya melihat kondisi istrinya di tempat penampungan tanpa ada yang bertanggung jawab atas biaya pengobatan. Pihak penampungan bahkan menyatakan bahwa biaya pengobatan harus ditanggung sendiri oleh Neng Ani.

Hilman berharap pemerintah turun tangan dalam menyelesaikan kasus yang dialami istrinya ini. Selain itu, ia menekankan pentingnya sosialisasi mengenai larangan pengiriman TKI ke Timur Tengah agar tidak ada lagi korban serupa di masa mendatang. (DJW)

Read other related articles

Also read other articles

© Copyright 2021 INFONAS.ID | Bukan Sekedar Berita | All Right Reserved